From: This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.
To: This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.
Sent: Monday, September 20, 2004 10:22 AM
Subject: Ruang dan Waktu
Greetings with Love and Light from the One Infinite Creator - Dengan Nama Allah Maha Pemurah Maha Penyayang
Beberapa waktu yang lalu saya "dikejutkan" oleh sebuah tulisan dalam Business Week, suatu majalah International mingguan bisnis terkemuka, yang mengemukakan akan adanya terobosan-terobosan dibidang iptek berkenaan dengan adanya konsepsi "baru" mengenai Alam. Salah satunya yang berkaitan dengan fisika quantum dengan telah dibuktikannya oleh ilmuwan bahwa suatu benda bisa berada di dua tempat yang berbeda pada waktu yang sama. Ini suatu pernyataan yang biasa kita sering temukan dalam suatu kajian mistik, terutama di tanah Jawa ini, misalnya pernyataan ini sering didengar: "Si Anu bisa berada di kota ini dan sekaligus berada dikota lain yang nun jauh di sana". Ilmu mistik ini sama njelimetnya dengan dengan ilmu fisika quantum, sangat sulit dimengerti oleh orang-orang awam. Dikala waktu tidak relevan maka ruangpun menjadi tidak relevan, untuk menempuh suatu jarak kita memerlukan waktu dan ketika waktu tidak relevan maka jarakpun menjadi tidak relevan.
Dari sejak dahulu para mistikus dan ilmuwan sering saling mencemoohkan. Namun akhir-akihir ini rupa-rupanya mereka bisa mempunyai persepsi yang mirip yaitu sama-sama menyetujui bahwa ruang dan waktu itu relatif, tidak absolut. Ruang dan waktu bisa ditembus. Bedanya kalau para ilmuwan baru bergerak sebatas teori dan aplikasi yang belum jelas kegunaannya, para mistikus telah lama mengaplikasikan teori ruang-waktu dalam keseharian. Salah satu contoh, seorang yang saya sangat kenal menceritakan pengalamannya tentang seorang penyembuh yang bisa "mengoperasi" seseorang tanpa meninggalkan bekas luka. Sering pula kita dengar seseorang bisa "mengambil" batu ginjal tanpa operasi. Pada dasarnya ini adalah kemampuan seseorang memanipulasi ruang dan waktu. Namun disini yang akan saya bahas adalah perihal yang berhubungan dengan "penyembuhan" spiritual, bukan fisik - walaupun demikian seperti yang kita ketahui antara jiwa dan raga tidak terpisahkan (jika jiwa tersembuhkan raga mengikuti, biasanya tidak sebaliknya).
Mendapatkan "sinar nubuwat" (intensitas sinarnya tentu bisa berbeda-beda bagi setiap orang) menurut terminologi Islam sebenarnya juga merupakan kemampuan seseorang menembus ruang-waktu. Para Nabi-Wali atau Prophet (berhubungan dengan Prophecy) bisa melihat kedepan (dan kebelakang), bisa melihat hal-hal yang diluar ruang dan waktunya. Tapi apa gunanya kemampuan ini bagi khalayak ramai? Apakah pengetahuan hal-hal yang akan datang membuat kedamainan kepada khalayak ramai? Atau malah sebaliknya membuat orang ketakutan karena proyeksi kedepan malah lebih banyak hal-hal yang menyedihkan dan suram? Apakah kalau kita bisa menembus ruang-waktu akan memberikan kedamaian kepada diri dan sekeliling?
Kemarin pada pertemuan bulanan Klub Kajian Alam Semesta [KKAS] Ibu Pamugari Widyastuti, Psikologis Klinis - Ketua Jurusan Psikologis Univ. Paramadina, memberikan terapi masal Past Life Regression ( lihat: Past Life Regression) dengan metoda relaksasi (bukan hipnosa - orang awam bilang bukan dihipnotis). Dalam pengertian saya metoda ini mengarahkan seseorang kepada keadaan kepasrahan (lawan dari terkendali, in control) sehingga bisa membawa kesadaran seseorang menembus ruang-waktu. Tentunya daya tembus seseorang tidak sama, sebanding dengan tingkat kepasrahannya ( lihat pula tulisan saya Di Surga Waktu Tidak Relevan ).
[Past life regression tidak terlepas dari konsep reinkarnasi. Saya pertama kali membaca buku tentang reinkarnasi dari tulisan Brad Steiger di tahun 1999 dan disitu pula di cantumkan ayat pendukung dalam Al-Quran tentang reinkarnasi. Namun yang dicantumkannya hanya terjemahannya saja. Lalu saya meminta istri saya untuk mencari persisnya di Surah dan ayat mana. Ajaibnya hanya dalam beberapa saat langsung ketemu ayat yang di cari yakni Surah Al-Hajj ayat 66. Ini contoh kecil keadaan menembus ruang-waktu].
Pengetahuan tentang kondisi di masa lalu seseorang biasanya berkaitan dengan kondisinya di masa kini. Biasanya berkaitan dengan pelajaran (lessons to be learned) yang belum terselesaikan, berkaitan dengan dirinya dan orang-orang disekelilingnya. Ganjalan-gajalan ini biasanya adalah penghalang bagi kemajuan peningkatan spiritual seseorang. Dengan mengetahui persis jenis ganjalan atau pelajaran yang dihadapi sudah merupakan lebih dari separoh penyelesaian masalah (menurut Ibu Pam malah sudah 80% terselesaikan, dalam pengalaman profesi saya sebagai pengembang software kalau kita sudah bisa menemukan di mana letak bug dalam program komputer artinya pekerjaan sudah seporah jalan - dalam kedokteran prognosis yang tepat sangat vital bagi keberhasilan suatu operasi).
Singkatnya dengan kemampuan seseorang menembus ruang-waktu dapat menjadikan orang tersebut lebih tenang (ada ganjalan / pelajaran yang terselesaikan) dan tentunya akan membuat yang di sekelilingnya turut tenang / damai pula. Idealnya bagi yang mampu melakukan regresi atau progresi, seyogyanya waktu nya kebelakang atau kedepan infinite atau tak-berhingga (minus infinity kalau kebelakang) sehingga yang didapat adalah keadaan kedamaian yang luar biasa mendalam. Kembali ke kondisi ketika kita masih bersatu dengan Nya atau ketika kita bersatu kembali denganNya nanti. Semua berasal dari yang Satu dan akan kembali kepada yang Satu. Kedamaian yang luar biasa ini akan memancar pula kesekeliling kita, Insya Allah.
May we always be in peace,
Jusuf Achmad.